This is a review of the top ten best HDR software used for creating high dynamic range (HDR) photographs. I’ve been talking about writing this HDR software review for a while, and finally I decided to sit down and just do it. This is not a thorough review. Since I’m leaving for south East Asia in a couple of days, I didn’t have time to write an in-depth article. I’ll do a complete review of each HDR program when I get back from my trip. However, I did have enough time to play around with each HDR software to see what kind of high dynamic range results I was able to achieve.
Listed below for review, in alphabetical order, are the top 10 best HDR software for 2010. I downloaded and installed each HDR program to find out which software is the best.

1. Artizen HDR
2. DynamicPhoto HDR
3. easyHDR
4. Essential HDR
5. HDR Darkroom
6. HDR Photo Studio
7. Luminance HDR
8. Photomatix Pro
9. Photoshop CS5 HDR Pro
10. Picturenaut

Below are the 3 exposures used to create the HDR images. These exposures will be used to test each HDR software.

Each HDR program has different settings so there was no way to replicate the same results for each image. So instead of trying to get the HDR image to look similar, I tone mapped each image the best I could with the settings available.

1. Artizen HDR

Good program for creating HDR images. Artizen has many features making it the most robust HDR software out of the ten.
OS: Windows Only      Price: $45.95 Canadian
http://www.supportingcomputers.net

Pro - Comes with photo editor.
Con – HDR software only available for Windows.
Artizen HDR – Honest Opinion:
Recommended for advance users who want to control the entire HDR process in one program.

2. Dynamic-Photo HDR

Dynamic-Photo HDR has a lot fun controls for creating HDR images. These controls help make stylized HDR photos a lot easier to create.
OS: Windows & MAC     Price: $55.00 US
http://www.mediachance.com

Pro – Easy point and click controls.
Con – Colors seem to blend together, notice the sunrise.
Dynamic-HDR Pro – Honest Opinion:
Recommend for people who like creating more stylzied HDR images.

3. easyHDR

Easy to use with enough controls to create good looking HDR photos. Don’t expect any bells or whistles with this program.
OS: Windows Only      Price: $30.00 EURO
http://www.easyhdr.com

Pro – Easy to use HDR software.
Con – Can’t save presets or select them.
easyHDR – Honest Opinion:
More cons than pros. I would recommend downloading this program and trying a few others before you committing to this HDR software.

4. Essential HDR

Essential HDR is probably the easiest HDR program of the bunch.
OS: Windows Only      Price: $48.99 US
http://www.imagingluminary.com

Pro – Simple and easy to use HDR software.
Con – No manual alignment tool.
Essential HDR – Honest Opinion:
I would recommend this HDR program for beginner HDR  photographers. It’s very easy to use, especially for creating stylized HDR. However realistic HDR might be more of a challenge.

5. HDR Darkroom

HDR Darkroom has a very slick and simple user interface. Great for creating realistic HDR images. However alignment tool needs some work, but it could very well be that this software has a problem with this particular image. I’ll check it out again with a different set of exposures when I get some free time.
OS: Windows & MAC      Price: $79.00 US
http://www.hdrdarkroom.com

Pro – Export to Photoshop feature is a time saver.
Con – Auto alignment tool doesn’t work to well.
HDR Darkroom – Honest Opinion:
This HDR program was designed for more realistic HDR images, so if you’re trying to create stylized photos I would recommend Photomatix or Dynamic-Photo HDR instead.

6. HDR PhotoStudio

Straight forward HDR program, simple and easy to use. Tone mapping option was design for more realistic photos.
OS: Windows & MAC      Price: $149.99 US
http://www.unifiedcolor.com

Pro – Simple easy to use interface.
Con – Not designed for stylized HDR images.
HDR PhotoStudio – Honest Opinion:
Similar to HDR Darkroom this program was designed for more realistic HDR images, so if you’re trying to create stylized photos I would recommend Photomatix or Dynamic-Photo HDR instead.

7. Luminance HDR

Luminance HDR has potential… but it’s the most time consuming and difficult program to use. Over time I’m sure this program will evolve to something great.
OS: Windows & MAC      Price: FREE
http://qtpfsgui.sourceforge.net

Pro – FREE!
Con – Not the most user friendly software.
Luminance HDR – Honest Opinion:
I highly recommend giving this program a shot since it’s free. If you can get it to work, you can produce some pretty cool stylized HDR images.

8. Photomatix Pro

Photomatix is the most popular HDR program in the industry and it’s the program I use for all my HDR images.
OS: Windows & MAC      Price: $99.99  
Photomatix Coupon Code: CaptainKimo
http://www.hdrsoft.com

Pro – Lots of options for tone mapping.
Con – No manual alignment tool.
Photomatix Pro – Honest Opinion:
Since Photomatix is the HDR software I use most, it’s the one I recommend above all else.

9. Photoshop CS5 HDR Pro

Adobe Photoshop CS5 is an advance photo editing program with an HDR tool that creates very realistic HDR image.
OS: Windows & MAC      Price: $699.99
http://www.adobe.com

Pro – Photoshop is the best photo editing program available.
Con – The most expensive HDR application even for an upgrade.
Photoshop CS5 HDR Pro – Honest Opinion:
Unless you want Photoshop I recommend something cheaper. CS5 HDR feature is good but not worth the price.

10. Picturenaut

Picturenaut is a free and easy to use HDR program, but very limited features for tone mapping. It does a great job of creating realistic HDR images.
OS: Windows Only      Price: FREE 

http://www.hdrlabs.com

Pro – Free, simple to use for realistic results.
Con – Limited controls for tone mapping.
Picturenaut – Honest Opinion:
Very easy HDR application to use. Since it’s free I recommend downloading and trying it out to see if it meets your needs.

Preset

Anda juga bisa menggunakan preset jika memang tersedia di kamera anda:

• Auto – kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari sononya oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi, namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)
• Tungsten – disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
• Fluorescent – disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon.
• Daylight – biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar matahari
• Cloudy – disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung
• Flash – simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset ini.
• Shade – biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan – bukan sinar matahri langsung.

Aperture

Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.

Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.

Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.

Jadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan

lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.

Eskposur pada photografi

Seringkali setelah membeli kamera digital baik slr maupun point & shoot, kita terpaku pada mode auto untuk waktu yang cukup lama. Mode auto memang paling mudah dan cepat, namun tidak memberikan kepuasan kreatifitas.
Bagi yang ingin “lulus  dan naik kelas” dari mode auto serta ingin meyalurkan jiwa kreatif  kedalam foto-foto yang dihasilkan, ada baiknya kita pahami konsep eksposur. Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudul Understanding Exposure yang didalamnya diterangkan konsep eskposur secara mudah.
Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.


Ketiga elemen tersebut adalah:

1. ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
2. Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
3. Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka

Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut eksposur.  Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.
Perumpamaan Segitiga Eksposur
Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami eksposur adalah dengan memberikan sebuah perumpamaan. Dalam hal ini saya menyukai perumpamaan segitiga eksposur seperti halnya sebuah keran air. Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran, aperture adalah  seberapa lebar kita membuka keran dan ISO adalah kuatnya dorongan air dari PDAM, dan air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang diterima sensor kamera. Tentu bukan perumpamaan yang sempurna, tapi paling tidak kita mendapat ide dasarnya.

Shutter speed dalam photografi

Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.

Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya di kamera:

• Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat tulisan seperti ini: 30’’
• Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
• Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization (dibahas dalam posting mendatang)
• Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
• Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode S/Tv ini.
• Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut.

ISO dalam photografi

Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah. Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja. Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.

Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya mengeset ISO saya di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?

Secara garis besar, saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 ( dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av) , kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik. Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi:1/500 detik. Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh , kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1stop.

Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.

The new Canon EOS 600D comes fully loaded with an 18-megapixel CMOS sensor, Full HD video capability, continuous shooting at 3.7fps and a whole host of other new specs and features. While not the EOS 550D replacement, the Canon 600D will sit above it at the top of the entry-level range of Canon DSLR cameras. And with the 600D price starting at £679 for the body only, and following its April release date the Canon 600D should provide a nice option for those seeking a balance between the EOS 550D and the enthusiast-level Canon 60D.

Read more: http://www.photoradar.com/news/story/canon-eos-600d-is-official-release-date-price-specs-confirmed-0?#ixzz1QlnHpljR